Mengapa Hawa Diciptakan Saat Adam As Tertidur?
Allah swt swt menciptakan adam as sebagai manusia pertama yang ada dan tinggal di surga...
pada awal penciptaanya, Adam as tinggal seorang diri di dalam surga sehingga ia merasakan kesepian. maka ketika adam as tertidur, Allah swt menciptakan pasangannya hawa untuk teman hidupnya dari salah satu tulang rusuknya. tahukah saudarku apa hikmah dan apa sebabnya kenapa hawa diciptakan dari adam ketika adam as tertidur?? kenapa Allah swt tidak menciptakannya ketika adam as tersadar??
konon katanya seorang lelaki apabila merasakan sakit atau tersakiti maka dengan cepat ia akan membenci apa yang membuatnya merasa sakit. berbeda dengan seorang perempuan ketika ia merasa tersakiti ia tidak langsung cepat membencinya justru semakin bertambah rasa kelembutan dan cintanya. kerananya, andaikan saja hawa diciptakan dari adam saat adam as tersadar. adam pasti akan merasakan sakit saat penciptaan hawa lantas membencinya. akan tetapi Allah swt menciptakan hawa ketika adam as tertidur sehingga adam tidak merasakan sakit dan ia tidak membencinya.
coba kita lihat ketika seorang perempuan hendak melahirkan. ia dalam keadaan tersadar dan merasakan sakit yang sangat luar biasa bahkan ia melihat kematian ada di depannya. akan tetapi ia justru semakin bertambah kelembutannya juga mencintai putra yang dilahirkannya bahkan ia pun rela berkorban nyawa untuk kehidupan putranya.
mari kita kembali ke adam dan hawa.
hawa diciptakan dari tulang rusuk adam as yang bengkok. tulang rusuk yang berfungsi melindungi hati atau organ tubuh bagian dalam tubuh. lalu hikmahnya apalagi? tahukah saudaraku sebab kenapa Allah swt menciptakan hawa dari tulang rusuk yang bengkok?
adalah karena Allah swt menciptakan hawa untuk menjaga hati. inilah peran kaum hawa "penjaga hati", maka ia diciptakan dari tempat yang berperan dan berinteraksi dengan hati. berbeda dengan adam yang diciptakan dari tanah. karena ia akan berperan dan berinteraksi dengan tanah. ia mampu berperan sebagai seorang petani, atau tukang bangunan, atau tukang batu dan sebagainya. tidak halnya seorang perempuan. ia akan berperan dan berinteraksi dengan hati dan dengan kelembutannya. ia mampu menjadi seorang ibu yang tulus, sebagai seorang saudari yang penuh kasih sayang, sebagai seorang gadis yang lembut, sebagai seorang istri yang setia.
sejenak kita simpan dulu kisah penciptaan adam dan hawa.
dalam ilmu kedokteran, dikatakan bahwa fungsi dari tulang rusuk adalah salah satunya menjaga organ tubuh bagian dalam dari benturan atau pukulan yang ringan sekalipun yang dapat merusak organ tubuh bagian dalam seperti hati. maka itulah Allah swt swt sebagai pencipta yang sempurna menciptakan tulang rusuk yang berfungsi untuk menjaga hati dan menjadikanya melengkung sebagai pelindung hati dari sisi yang lain. maka seandainya tidak ada tulang rusuk dan tidak berbentuk melengkung organ tubuh bagian dalam tidak dapat terlindungi dan bisa menyebabkan kematian hanya dengan sebab sebuah benturan yang ringan dari luar tubuh.
jadi, berbanggalah wahai kaum hawa yang telah diciptakan dari tulang rusuk yang bengkok. karena ia mampu menjaga dan melindungi hati dari berbagai sisi. dan hendaknya bagi kaum adam tidak mencoba untuk meluruskannya. jika seorang laki-laki mencoba berusaha meluruskannya pasti ia akan pecah. Dan seperti itulah yang digambarkan nabi saw.
bengkoknya tulang rusuk adalah sebagai gambaran sifat feminim dan kelambutan seorang perempuan. maka wahai kaum adam, jangan sekali-kali merendahkan kefeminisan kaum hawa. sunggu ia memang diciptakan dengan tabiat seperti itu, dia cantik dengan seperti itu dan engkau membutuhkannya tetap seperti itu. sanjunglah dengan kelambutannya dan jangan mempermainkan perasaannnya. dan wahai kaum hawa, jaganlah merasa rendah dengan tabiatmu seperti itu. sungguh ia adalah tabiat yang indah dan dunia membutuhkannya.
Keajaiban Air Mata
Air mata, yang diasumsikan banyak orang sebagai "air yang asin yang keluar ketika menangis", sebenarnya adalah cairan yang sangat spesial.
Tugas pertamanya adalah untuk melindungi mata dari mikroba, enzim "lysozyme" di dalamnya mampu menghancurkan berbagai macam bakteri dan untuk membunuh mikroba. Mata dilindungi dari infeksi melalui lysozyme. Zat ini bahkan lebih efektif daripada zat pembasmi kuman yang kuat yang digunakan untuk membersihkan gedung dari mikroba.
Dan bagaimana mungkin pembasmi kuman yang begitu efektif tersebut tidak membahayakan mata dan sebaliknya malah melindungi dengan sempurna? inilah tingginya karya seni ciptaan ALLAH. Airmata diciptakan dengan cara yang sangat tepat dan berkenaan dengan struktur kimianya. Koordinasi sempurna ini yang hadir di tiap segi kehidupan berlaku juga bagi mata dan air mata.
Ada juga sistem lubrikasi pada mata, sistem ini mencegah mata yang berubah arah pada empat arah berbeda untuk ratusan kali, dari kerusakan akibat gerakan-gerakan ini.
Air mata adalah anugerah yang diberikan Allah SWT:
Dia-lah ALLAH Yang Menciptakan, Yang Mengadakan, Yang Membentuk Rupa, Dia Memiliki nama-nama yang indah. Apa yang ada di langit dan di bumi bertasbih kepada-Nya. Dan Dia-lah Yang Maha Perkasa, Maha Bijaksana. (QS al-Hasyr: 24)
Burung Pemakan Ikan
Seekor burung pemakan ikan tengah duduk di samping sebuah kolam kecil yang jernih airnya. Ia asik memandang ikan kecil dan sedang yang tengah berenang di dalam air. Hatinya begitu tersiksa setiap kali melihat ikan-ikan itu dengan bebasnya berenang. Karena ia begitu ingin menangkap dan memakannya. Tapi apa daya ia sudah terlalu tua dan tidak mampu untuk menangkap ikan bahkan ikan yang paling kecil sekalipun.
Di balik mata air yang tenang ada dunia yang penuh dengan kegalauan dan hasrat. Karena bila kondisi seperti ini terus berlanjut, burung pemakan ikan yang sudah tua ini harus merelakan dirinya mati kelaparan. Ketika ia melihat ke dalam air, sesaat ia berpikir untuk menerapkan tipu daya demi memenuhi perutnya yang kosong. Ia mulai mendekat kolam kecil itu dan duduk tepat di samping rumah seekor kepiting. Setelah itu ia mulai berteriak seakan-akan merasakan kesakitan.
Kepiting keluar dari rumahnya dan bertanya, “Apa yang sedang terjadi padamu? Mengapa engkau terlihat begitu kusut dan sedih?”
Burung pemakan ikan menjawab, “Dunia yang ada ini tidak memberikan tempat kepadaku untuk bergembira dan merasa senang. Sudah lama aku tinggal di dekat kolam kecil ini. Hari ini ada dua orang pencari ikan yang melewati tempat ini. Ketika mereka melihat mata air yang penuh dengan ikan, mereka berencana dua atau tiga hari ke depan mereka akan mendatangi tempat ini setelah menangkap ikan di danau lain. Bila mereka tiba di sini, rencanaya semua ikan yang ada di sini akan ditangkap dan dibawa pulang.”
Kepiting mengabarkan apa yang disampaikan oleh burung pemakan ikan itu kepada ikan-ikan yang ada di kolam itu. Begitu mendengar berita itu, ikan-ikan sangat ketakutan. Mereka berkumpul dan mengelilingi kepiting. Salah satu dari ikan-ikan itu berkata, “Sekarang, bagaimana kita dapat keluar dari kolam ini? Kita sendiri tidak mungkin dapat melakukan itu. Satu-satunya yang dapat menolong kita adalah burung pemakan ikan. Kita harus menghadapnya.”
Ikan-ikan bersama kepiting berenang mendekati pinggir kolam untuk bermusyawarah dengan burung pemakan ikan. Burung pemakan ikan yang tidak punya kerjaan dan sedang duduk bermalas-malasan di pinggir kolam begitu gembira menyaksikan ikan-ikan mendekati pinggir kolam. Ia mengerti bahwa tipu dayanya mulai menunjukkan tanda-tanda keberhasilan.
Ikan-ikan itu bertanya kepadanya, “Menurutmu berapa lama lagi para pencari ikan itu akan mendatangi tempat ini?”
Burung pemakan ikan merapatkan sayapnya dan berkata, “Saya tidak tahu kapan tepatnya, tapi yang saya pahami, satu atau dua hari lagi mereka akan kembali ke tempat ini.”
Ikan-ikan bertanya lagi, “Apakah engkau bersedia menolong kami?”
Burung pemakan ikan yang menanti usulan seperti ini dengan segera berkata, “Tentu saja saya siap membantu kalian. Benar, kita selama ini adalah musuh, tapi ketika melihat kalian dalam kondisi sulit, maka kita harus saling membantu. Saya tahu ada kolam lain yang tidak jauh dari kolam ini dan tidak ada pencari ikan yang tahu tempatnya. Tapi kalian tahu bahwa aku ini sudah tua dan lemah. Saya tidak dapat membawa kalian secara keseluruhan. Untuk membawa kalian satu persatu ke sana membutuhkan satu hingga dua hari.” Ikan-ikan akhirnya menerima usulan burung pemakan ikan.
Burung pemakan ikan mulai melakukan pekerjaannya. Setiap harinya dalam dua tahap ia membawa beberapa ekor ikan dari kolam itu dan langsung memakannya. Selama beberapa hari burung pemakan ikan yang licik itu melanjutkan kerjanya dan ia berhasil memenuhi perutnya dengan ikan-ikan itu.
Setelah beberapa hari berlalu, kepiting berkata kepada burung pemakan ikan, “Saya ingin sekali melihat kolam lain yang engkau ceritakan itu dan setelah bertemu ikan-ikan yang engkau bawa ke sana, saya akan menceritakan keceriaan mereka kepada teman-temannya.”
Burung pemakan ikan berkata dalam hati, “Tampaknya kepiting mulai mengkhawatirkan kondisi ikan-ikan yang rencananya harus aku bawa ke kolam lain. Bila ini berlanjut, kekhawatiran ini akan menyebar kepada ikan-ikan yang ada di kolam dan mereka akan meragukan kejujuranku. Lebih baik aku membawanya berkumpul dengan “teman-temannya” agar dapat lolos dari gangguannya.”
Setelah itu burung pemakan ikan berkata kepada kepiting, “Ide yang baik sekali. Mari kita pergi sekarang juga. Naiklah ke punggungku dan kau akan kubawa ke tempat ikan-ikan itu. Kita akan sampai di sana tidak lebih dari satu jam perjalanan dan setelah itu kita kembali.”
Kepiting menerima tawaran itu. Ia lalu naik ke punggung burung pemakan ikan dan terbang di udara. Burung pemakan ikan ingin menjauhkan kepiting dari kolam penuh ikan itu dan di suatu tempat ia melemparkan kepiting ke bawah. Tapi burung pemakan ikan salah perkiraan. Ternyata kepiting sangat cerdas. Karena sekelabatan ia melihat tulang-tulang ikan di bukit. Ia tahu bahwa ikan-ikan yang dibawa burung pemakan ikan tidak pernah sampai di kolam yang dijanjikan. Mereka dibawa ke satu tempat dan dimakan di sana. Kepiting mulai merasa jiwanya juga sedang terancam. Untuk itu ia memutuskan untuk membalaskan dendam ikan-ikan itu.
Kepiting mulai melingkarkan tangannya di leher burung pemakan ikan. Dengan otot-otot tangannya yang kuat ia mulai mencekik leher burung pemakan ikan. Karena lehernya tercekik dan tidak mampu lagi bernapas, burung pemakan ikan dan kepiting keduanya terhempas ke bawah. Setelah yakin bahwa burung pemakan ikan telah mati, kepiting baru melepaskan jepitan tangannya di leher burung itu. Dengan segera ia kembali ke kolam dan mengabarkan apa sesungguhnya yang terjadi. Ia menceritakan segala makar yang dilakukan burung pemakan daging dan sekaligus kematiannya. Ikan-ikan begitu sedih mendengar kematian teman-temannya. Tapi mereka akhirnya memahami untuk tidak mudah percaya omongan musuh, bahkan mereka tidak boleh menanti kebaikan dari musuh.
Di balik mata air yang tenang ada dunia yang penuh dengan kegalauan dan hasrat. Karena bila kondisi seperti ini terus berlanjut, burung pemakan ikan yang sudah tua ini harus merelakan dirinya mati kelaparan. Ketika ia melihat ke dalam air, sesaat ia berpikir untuk menerapkan tipu daya demi memenuhi perutnya yang kosong. Ia mulai mendekat kolam kecil itu dan duduk tepat di samping rumah seekor kepiting. Setelah itu ia mulai berteriak seakan-akan merasakan kesakitan.
Kepiting keluar dari rumahnya dan bertanya, “Apa yang sedang terjadi padamu? Mengapa engkau terlihat begitu kusut dan sedih?”
Burung pemakan ikan menjawab, “Dunia yang ada ini tidak memberikan tempat kepadaku untuk bergembira dan merasa senang. Sudah lama aku tinggal di dekat kolam kecil ini. Hari ini ada dua orang pencari ikan yang melewati tempat ini. Ketika mereka melihat mata air yang penuh dengan ikan, mereka berencana dua atau tiga hari ke depan mereka akan mendatangi tempat ini setelah menangkap ikan di danau lain. Bila mereka tiba di sini, rencanaya semua ikan yang ada di sini akan ditangkap dan dibawa pulang.”
Kepiting mengabarkan apa yang disampaikan oleh burung pemakan ikan itu kepada ikan-ikan yang ada di kolam itu. Begitu mendengar berita itu, ikan-ikan sangat ketakutan. Mereka berkumpul dan mengelilingi kepiting. Salah satu dari ikan-ikan itu berkata, “Sekarang, bagaimana kita dapat keluar dari kolam ini? Kita sendiri tidak mungkin dapat melakukan itu. Satu-satunya yang dapat menolong kita adalah burung pemakan ikan. Kita harus menghadapnya.”
Ikan-ikan bersama kepiting berenang mendekati pinggir kolam untuk bermusyawarah dengan burung pemakan ikan. Burung pemakan ikan yang tidak punya kerjaan dan sedang duduk bermalas-malasan di pinggir kolam begitu gembira menyaksikan ikan-ikan mendekati pinggir kolam. Ia mengerti bahwa tipu dayanya mulai menunjukkan tanda-tanda keberhasilan.
Ikan-ikan itu bertanya kepadanya, “Menurutmu berapa lama lagi para pencari ikan itu akan mendatangi tempat ini?”
Burung pemakan ikan merapatkan sayapnya dan berkata, “Saya tidak tahu kapan tepatnya, tapi yang saya pahami, satu atau dua hari lagi mereka akan kembali ke tempat ini.”
Ikan-ikan bertanya lagi, “Apakah engkau bersedia menolong kami?”
Burung pemakan ikan yang menanti usulan seperti ini dengan segera berkata, “Tentu saja saya siap membantu kalian. Benar, kita selama ini adalah musuh, tapi ketika melihat kalian dalam kondisi sulit, maka kita harus saling membantu. Saya tahu ada kolam lain yang tidak jauh dari kolam ini dan tidak ada pencari ikan yang tahu tempatnya. Tapi kalian tahu bahwa aku ini sudah tua dan lemah. Saya tidak dapat membawa kalian secara keseluruhan. Untuk membawa kalian satu persatu ke sana membutuhkan satu hingga dua hari.” Ikan-ikan akhirnya menerima usulan burung pemakan ikan.
Burung pemakan ikan mulai melakukan pekerjaannya. Setiap harinya dalam dua tahap ia membawa beberapa ekor ikan dari kolam itu dan langsung memakannya. Selama beberapa hari burung pemakan ikan yang licik itu melanjutkan kerjanya dan ia berhasil memenuhi perutnya dengan ikan-ikan itu.
Setelah beberapa hari berlalu, kepiting berkata kepada burung pemakan ikan, “Saya ingin sekali melihat kolam lain yang engkau ceritakan itu dan setelah bertemu ikan-ikan yang engkau bawa ke sana, saya akan menceritakan keceriaan mereka kepada teman-temannya.”
Burung pemakan ikan berkata dalam hati, “Tampaknya kepiting mulai mengkhawatirkan kondisi ikan-ikan yang rencananya harus aku bawa ke kolam lain. Bila ini berlanjut, kekhawatiran ini akan menyebar kepada ikan-ikan yang ada di kolam dan mereka akan meragukan kejujuranku. Lebih baik aku membawanya berkumpul dengan “teman-temannya” agar dapat lolos dari gangguannya.”
Setelah itu burung pemakan ikan berkata kepada kepiting, “Ide yang baik sekali. Mari kita pergi sekarang juga. Naiklah ke punggungku dan kau akan kubawa ke tempat ikan-ikan itu. Kita akan sampai di sana tidak lebih dari satu jam perjalanan dan setelah itu kita kembali.”
Kepiting menerima tawaran itu. Ia lalu naik ke punggung burung pemakan ikan dan terbang di udara. Burung pemakan ikan ingin menjauhkan kepiting dari kolam penuh ikan itu dan di suatu tempat ia melemparkan kepiting ke bawah. Tapi burung pemakan ikan salah perkiraan. Ternyata kepiting sangat cerdas. Karena sekelabatan ia melihat tulang-tulang ikan di bukit. Ia tahu bahwa ikan-ikan yang dibawa burung pemakan ikan tidak pernah sampai di kolam yang dijanjikan. Mereka dibawa ke satu tempat dan dimakan di sana. Kepiting mulai merasa jiwanya juga sedang terancam. Untuk itu ia memutuskan untuk membalaskan dendam ikan-ikan itu.
Kepiting mulai melingkarkan tangannya di leher burung pemakan ikan. Dengan otot-otot tangannya yang kuat ia mulai mencekik leher burung pemakan ikan. Karena lehernya tercekik dan tidak mampu lagi bernapas, burung pemakan ikan dan kepiting keduanya terhempas ke bawah. Setelah yakin bahwa burung pemakan ikan telah mati, kepiting baru melepaskan jepitan tangannya di leher burung itu. Dengan segera ia kembali ke kolam dan mengabarkan apa sesungguhnya yang terjadi. Ia menceritakan segala makar yang dilakukan burung pemakan daging dan sekaligus kematiannya. Ikan-ikan begitu sedih mendengar kematian teman-temannya. Tapi mereka akhirnya memahami untuk tidak mudah percaya omongan musuh, bahkan mereka tidak boleh menanti kebaikan dari musuh.
Christopher Columbus: menegakkan sebuah telur
Suatu hari, setelah keberhasilan Christopher Columbus dalam ekspedisinya menemukan benua Amerika..
Diadakan pesta yang meriah untuk merayakan keberhasilannya..
di pesta itu, yang hadir tidak hanya orang2 yang simpati dengan dia, tetapi juga orang2 yang tidak suka, atau iri dengannya..Para bangsawan yang iri itu selalu berkata, “Kalau cuma menemukan benua baru sih, kita juga bisa.. dia cuma beruntung!”
Omongan tak sedap itu, akhirnya sampai ke telinga Columbus..
Akhirnya dia pun berkata pada semua yang hadir di pesta itu..
“Barang siapa yang bisa menegakkan telur rebus ini di atas meja, maka akan saya berikan sebagian kekayaan saya..” kata Columbus sambil memegang sebuah telur rebus..
Tentu saja, para bangsawan itu tertarik.. mereka smua berusaha menegakkan telur rebus itu..
Namun, setelah satu jam berlalu, tidak satu pun diantara mereka yang bisa menegakkan telur itu.. telur rebus itu selalu jatuh, dan tidak pernah mau tegak.. hal yang wajar, memang..
Akhirnya, salah seorang di antara mereka berteriak, “Kau mau mempermainkan kami yah, Columbus?!! Mana mungkin telur rebus bisa tegak?!!”
Columbus hanya tersenyum dan berkata, “Kalau begitu, sayembaranya kita sudahi sampai disini..” dia mengambil sebuah telur rebus. “Tentu saja telur rebus bisa ditegakkan!”
Semua orang penasaran dengan apa yang akan dilakukan olehnya. Ternyata, Columbus, dengan santainya menegakkan telur itu diatas meja, lalu menekannya, hingga bagian bawah telur rebus itu remuk, dan akhirnya bisa berdiri dengan tegak..
Semua orang tercengang, dan akhirnya bangsawan yang iri dengannya kembali berteriak, “Kalau begitu caranya!! KAMI JUGA BISA!!!”
Columbus, dengan santai menjawab, “Kalau bisa, kenapa tidak dilakukan?”
Demikianlah, perbedaan antara orang yang berhasil dan orang yang gagal, adalah tentang keberanian mereka dalam melakukan sesuatu..
Diadakan pesta yang meriah untuk merayakan keberhasilannya..
di pesta itu, yang hadir tidak hanya orang2 yang simpati dengan dia, tetapi juga orang2 yang tidak suka, atau iri dengannya..Para bangsawan yang iri itu selalu berkata, “Kalau cuma menemukan benua baru sih, kita juga bisa.. dia cuma beruntung!”
Omongan tak sedap itu, akhirnya sampai ke telinga Columbus..
Akhirnya dia pun berkata pada semua yang hadir di pesta itu..
“Barang siapa yang bisa menegakkan telur rebus ini di atas meja, maka akan saya berikan sebagian kekayaan saya..” kata Columbus sambil memegang sebuah telur rebus..
Tentu saja, para bangsawan itu tertarik.. mereka smua berusaha menegakkan telur rebus itu..
Namun, setelah satu jam berlalu, tidak satu pun diantara mereka yang bisa menegakkan telur itu.. telur rebus itu selalu jatuh, dan tidak pernah mau tegak.. hal yang wajar, memang..
Akhirnya, salah seorang di antara mereka berteriak, “Kau mau mempermainkan kami yah, Columbus?!! Mana mungkin telur rebus bisa tegak?!!”
Columbus hanya tersenyum dan berkata, “Kalau begitu, sayembaranya kita sudahi sampai disini..” dia mengambil sebuah telur rebus. “Tentu saja telur rebus bisa ditegakkan!”
Semua orang penasaran dengan apa yang akan dilakukan olehnya. Ternyata, Columbus, dengan santainya menegakkan telur itu diatas meja, lalu menekannya, hingga bagian bawah telur rebus itu remuk, dan akhirnya bisa berdiri dengan tegak..
Semua orang tercengang, dan akhirnya bangsawan yang iri dengannya kembali berteriak, “Kalau begitu caranya!! KAMI JUGA BISA!!!”
Columbus, dengan santai menjawab, “Kalau bisa, kenapa tidak dilakukan?”
Demikianlah, perbedaan antara orang yang berhasil dan orang yang gagal, adalah tentang keberanian mereka dalam melakukan sesuatu..
Subscribe to:
Posts (Atom)